Yogyakarta adalah salah satu provinsi yang merupakan wisata budaya, kini sering dijadikan daerah tujuan wisata favorit para wisatawan. Karena meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Jogjakarta, maka Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta terus membenahi diri dalam rangka menyambut wisatawan yang dari waktu ke waktu terus bertambah untuk menikmati pariwisata yang ada di Jogjakarta. Beberapa persiapan yang telah direncanakan antara lain ,
Tim petugas yang melayani wisatawan untuk memberikan informasi wisata. Tim petugas ini akan ditempatkan di empat lokasi yaitu Bandara Adisucipto, stasiun kereta api di Tugu Jogja, kantor dispar Jalan Malioboro dan tempat tempat information center di Jalan Mangkubumi Jogja. Para petugas ini akan dengan senang hati memberikan informasi tentang pariwisata yang ada di Yogyakarta, jadi wisatawan dapat mencari informasi dengan para petugas ini dimana mereka akan menginformasikan tentang lokasi yang akan dikunjungi selama berada di Jogja .

Kenyamanan wisatawan juga menjadi perhatian yang sangat serius bagi Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karena itu dinas terkait melakukan koordinasi lintas sektor, mulai dari kepolisian Dinas Perhubungan hingga Kabupaten atau kota untuk mencegah beberapa permasalahan yang kemungkinan timbul selama wisatawan berlibur. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kemacetan lalu lintas dimana di daerah wisata bukit di Jogja sering terjadi kemacetan, sehingga wisatawan akan sedikit kecewa karena terlalu memakan waktu yang cukup banyak.
Semua orang yang mengenal Yogyakarta sebagai salah satu provinsi yang memiliki banyak tempat pariwisata seperti wisata merapi Jogja yang wajib dikunjungi, baik yang sudah pernah ataupun belum pernah ke Jogjakarta, warga lokal dan mancanegara. Salah satu yang sudah pasti tidak ketinggalan adalah oleh-oleh. Di Yogyakarta juga ada beberapa wisata belanja yang wajib Anda kunjungi setelah lelah mengelilingi tempat-tempat wisata. Dan tempat-tempat yang sangat direkomendasikan sebagai wisata belanja di Jogja antara lain adalah,

Daftar Isi :
Malioboro
Malioboro merupakan salah satu pusat belanja yang ada di Jogja, dimana kita akan menemui berbagai macam souvenir unik yang menjadi ciri khas kota Jogja dengan harga yang cukup murah, dan juga memiliki nilai historis perjalanan kota Jogja. Jogjakarta memang tidak bisa terlepas dari wisata yang kental akan budaya dan historis, tetapi Jogja justru digelari dengan nama kota pelajar ini juga memiliki beberapa tempat yang menjadi tujuan utama bagi para wanita. Malioboro merupakan salah satu dari sekian tempat, di mana kaum wanita berkumpul untuk mencari apa yang mereka inginkan.

Malioboro adalah pusat berburu Cinderamata yang juga tak lepas dari sejarah panjang perkembangan kota Jogja dari waktu ke waktu. Bahkan Malioboro juga menjadi icon Jogja di Indonesia, yang bahkan dunia yang mampu menjadi bagian penting dalam roda perekonomian masyarakat Jogja.
Malioboro adalah suatu kawasan dari gabungan tiga Jalan yaitu Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro dan Jalan Margomulyo yang cukup legendaris dan membentang dari Tugu Jogja sepanjang 2 setengah kilo meter hingga ke perempatan kantor pos Jogjakarta. Malioboro juga keberadaannya tak jauh dari Titik Nol Kilomete kota Jogja dan wisata Tamansari Jogja yang menjadi satu paket wisata yang sangat mengagumkan.

Saat anda mulai menginjakkan kaki ke Malioboro, anda akan disambut oleh banyaknya pedagang yang menjajakan berbagai cenderamata khas Jogja. Tempat ini sangat cocok bagi anda yang gemar berbelanja yang sudah pasti akan didominasi oleh kaum wanita. Anda akan dengan mudah mendapatkan souvenir yang unik, yang merupakan ciri khas kota Jogja dengan harga yang cukup murah. Banyak souvenir yang dapat anda temui di Malioboro antara lain batik, gantungan kunci, blangkon, miniatur Andong, pernak-pernik, kaos khas Jogja, hingga perhiasan yang terbuat dari perak emas dan Permata. Tak ketinggalan anda juga dapat menemui pedagang yang menjajakan camilan khas Jogja seperti bakpia pathok, geplak, dan masih banyak lagi yang mampu membuat anda tidak dapat menahan nafsu belanja anda.

Para pedagang kaki lima pun ikut meramaikan pusat perbelanjaan Malioboro, biasanya pedagang kaki lima ini akan membuka lapak di sekitar trotoar dekat bahu jalan, di mana barang yang ditawarkan pun tidak kalah menarik seperti replika wayang, kerajinan bambu, aksesoris dan mainan anak-anak. Meskipun mereka menjajakan barang-barang harga yang murah, anda tetap harus pintar dalam menawar karena sebelum barang tersebut dijual, mereka akan menaikkan harganya terlebih dahulu.

Saat malam hari, Malioboro pun menawarkan pesona yang berbeda, jika di siang hari ramai dengan aktivitas wisata belanja maka di malam hari menjadi destinasi wisata kuliner yang akan menggoda anda untuk mencicipinya. Kebanyakan mereka membuka warung memilih mengusung konsep lesehan yang hingga kini menjadi ciri khas kuliner Kota Jogja. Banyak kuliner yang dapat Anda cicipi seperti gudeg, brongkos, soto, sate Klatak, mangut lele, ayam goreng dan lain-lain. Santap malam anda akan semakin lengkap karena dapat menikmati keindahan Malioboro pada malam hari, bahkan tak jarang anda akan mendengarkan lantunan musik dari para musisi jalanan yang membuat suasana akan semakin adem.

Pasar Beringharjo
Wisata belanja berikutnya adalah Pasar Beringharjo. Pasar Beringharjo menjadi bagian dari Malioboro yang menjadi pusat perekonomian warga Jogja selama ratusan tahun. Pasar Beringharjo telah mengalami perombakan berkali-kali, dan hal tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia yang terus bergelut dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya.
Dahulu kawasan Pasar Beringharjo adalah sebuah hutan beringin, yang tak lama setelah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri di tahun 1758 wilayah ini pun dijadikan tempat transaksi ekonomi warga Yogyakarta dan sekitarnya. Di tahun 1925 barulah tempat ini dibangun sebuah bangunan permanen yang diberi nama Beringharjo, dan penamaan tersebut diberikan oleh Sultan Hamengkubuwono IX yang memiliki makna pohon beringin.

Untuk memanjakan lidah dengan makanan atau jajanan pasar, Anda dapat ke Pasar Beringharjo di bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat. Di sebelah utara bagian depan, anda akan menjumpai brem yang memiliki tekstur lebih lembut dari brem Madiun, serta krasikan atau semacam dodol dari tepung beras, gula jawa dan hancuran wijen. Di sebelah Selatan terdapat bakpia yang masih hangat dan juga kue basah seperti hunkwe dan nagasari, dan di bagian belakang banyak yang menjual panganan yang memiliki kadaluarsa cukup lama seperti ting-ting yang terbuat dari karamel dan kacang.
Anda ingin berburu batik ? Tak salah jika anda pergi ke pasar Beringharjo, karena Pasar Beringharjo memiliki koleksi batik terlengkap. Batik-batik tersebut antara batik kain ataupun yang sudah menjadi pakaian, bahan katun hingga Sutra dan juga harga mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah juga ada di pasar ini. Untuk koleksi batik kain, anda dapat ke wilayah los pasar bagian barat sebelah utara, dan pakaian batiknya dapat dijumpai di seluruh bagian barat pasar. Los pasar bagian barat juga menjajakan baju surjan, blangkon dan juga sarung tenun dan batik. Untuk mendapatkan sandal dan tas dengan harga yang miring anda dapat membelinya di sekitar eskalator pasar bagian barat.

Lanjut berjalan ke lantai 2 pasar bagian timur anda akan disambut dengan aroma jejamuan, karena di tempat ini adalah pusat penjualan bahan dasar jamu Jawa serta rempah-rempah. Bahan jamu yang dijual tersebut seperti kunyit untuk membuat kunyit asam dan temulawak. Dan rempah-rempah yang dapat anda temui di tempat ini adalah jahe yang biasanya dijadikan bahan untuk membuat wedang ronde, dan kayu yang biasanya untuk berikan sentuhan cita rasa minuman seperti wedang jahe, kopi, teh atau bahkan bubuk coklat pada cappucino.
Anda penggemar barang antik, berarti Anda datang ke tempat yang tepat karena di pasar ini adalah sentra penjualan barang antik yang ada di lantai 3 Pasar bagian timur. Barang antik yang bisa anda temukan di sana seperti mesin ketik tua, helm tahun 60-an, radio, telepon zaman dulu dan masih banyak lagi. Barang-barang yang masih layak pakai juga dijual di tempat ini dengan harga yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga aslinya, dan tetap menjaga kualitas barang yang di jual tersebut.

Setelah menjelajahi pasar bagian dalam, maka saatnya untuk menjelajahi daerah sekitar pasar yang juga tak kalah menarik. Lor pasar adalah wilayah yang paling terkenal yang dahulu dikenal dengan Kampung Pecinan. Di tempat ini anda akan menemui kaset-kaset pada tahun 50-an yang yang sangat jarang ditemui di tempat lain. Ada juga kerajinan logam berupa patung Budha, uang lama dan juga uang lama dari negara lain.
Setelah lelah berkeliling pasar, sudah saatnya anda memikirkan isi perut anda. Jika anda haus, Anda dapat mencoba es cendol khas Jogjakarta yang memiliki cita rasa yang tak kalah dari es cendol Banjarnegara dan Bandung. Isinya pun tak hanya cendol, tetapi juga ada cincau dan cendol putih. Selain cendol, tersedia juga minuman lain seperti es kelapa muda dicampur dengan sirup gula jawa, serta jamu seperti kunyit asem dan beras kencur.

Kasongan
Kasongan adalah desa wisata yang memiliki produk unggulan yaitu gerai kerajinan gerabah. Gerabah digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat produk-produk yang bermanfaat seperti perabotan ataupun hiasan ruangan. Gerabah adalah tanah liat yang diproses cukup panjang untuk bisa mengeras dan juga kokoh dan dijadikan barang berupa perabot ataupun hiasan ruangan.
Lokasi desa wisata Kasongan berada di Dukuh Kajen, Desa Kasongan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Jogjakarta. Untuk menempuh ke sana dari kota Jogjakarta memiliki jarak 6 km menggunakan akses jalan Bantul yang yang sudah dekat dengan desa wisata Kasongan.

Desa Kasongan memiliki sejarah yang diawali dengan kisah pada zaman dahulu, desa ini ditakutkan oleh kematian seekor kuda milik Perwira Polisi Belanda di persawahan, hal tersebut membuat pemilik tanah panik karena takut dengan hukuman yang akan dikenakan oleh penjajah Belanda, sehingga pemilik tanah tersebut dengan sukarela memberikan hak tanahnya kepada Belanda. Ternyata hal tersebut ditakutkan oleh penduduk sekitar desa wisata Kasongan, tetapi kekayaan tanah liat yang ada di sana justru menumbuhkan kreativitas masyarakat untuk membuat berbagai macam peralatan dapur, perabotan rumah tangga dan mainan yang terbuat dari tanah liat.

Kini Desa Kasongan mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga menjadi tempat tujuan para wisatawan. Bahkan di desa tersebut sudah banyak ditemukan showroom dan Rumah Gallery yang menjajakan produk atau barang yang berbahan tanah liat yang tentu saja jarang ditemui di tempat lain.

Kotagede
Wisata kerajinan perak Kotagede Yogyakarta terletak di sebelah tenggara kota Jogjakarta yang merupakan pusat Kerajaan Mataram Islam pada zamannya. Bangunan-bangunan klasik masih menghiasi daerah ini dan menjadi daya tarik istimewa bagi wisatawan. Dulu Kotagede bukanlah penghasil kerajinan perak, tetapi sebagai penghasil kerajinan imitasi. Kerajinan perak muncul pada abad ke-16 dan di Kotagede muncul sebagai penghasil kerajinan perak diprakarsai oleh golongan bangsawan Keraton Yogyakarta. Awalnya Pada masa pemerintahan Panembahan Senopati memerintahkan Abdi dalam untuk membuat merupakan rumah tangga keraton yang terbuat dari Perak.

Anda dapat menjumpai kurang lebih 100 galeri dan juga showroom yang menjual barang yang terbuat dari kerajinan perak, tepatnya di kawasan Jalan Kemasan, Jalan Tegalgendu serta Jalan Mondorakan. Dan Ansor Silver adalah salah satu galeri yang merupakan perintis di kawasan kerajinan perak Kotagede Jogjakarta, galeri ini berada di jalan Mondorakan, yang menempati sebuah bangunan dengan luas sekitar 400 meter persegi. Selain itu ada juga Queen silver yang memulai usahanya di tahun 1950 an, di mana Anda juga dapat mendapati banyak aksesori perak seperti cincin, kalung, gelang dan bros bahkan miniatur dan juga hiasan dinding.

Kotagede adalah pusat perdagangan atau dengan sebutan lain Sar De atau Pasar Gede yang artinya Pasar Besar. Masyarakat Kotagede memiliki keterampilan menempa, mengukir dan membentuk perak menjadi sebuah hasil karya kerajinan dimiliki secara turun-temurun. Dan Kotagede pun mengalami kemajuan pesat sebagai penghasil kerajinan perak dari tahun 1930 hingga 1940, hal tersebut dibuktikan dengan munculnya pengusaha-pengusaha baru dengan bentuk kerajinan serta kualitas yang lebih modern.

Pusat kerajinan kulit manding
Sentra kerajinan kulit manding Jogja kurang lebih mirip seperti Cibaduyut di Bandung dan Tanggulangin di Jawa Timur. Manding adalah desa wisata di Yogyakarta yang cukup ternama karena memproduksi kerajinan kulit. Kode produk kulit tersebut dibuat oleh warga desa mending di mana hasilnya menjadi favorit bagi masyarakat domestik bahkan mampu menembus pasar internasional.

Kerajinan kulit manding mengalami masa kejayaannya di tahun 1970 hingga 1980, tapi meskipun tidak sepopuler dulu kerajinan kulit manding masih berlangsung hingga saat ini yaitu di Kabupaten Bantul. Di desa Manding kurang lebih terdapat 40 usaha kulit tradisional yang dikerjakan oleh warga setempat. Di setiap showroom atau toko yang menjual kerajinan kulit dalam berbagai bentuk seperti tas sepatu sendal dompet jaket ikat pinggang figura hingga gantungan kunci.

Di desa mana ada juga dapat membeli oleh-oleh kerajinan seperti berbagai macam bentuk aksesoris dengan harga yang relatif murah.

Setiap produk kerajinan yang dihasilkan di Sentra kerajinan kulit manding Jogja merupakan produk handmade yang langsung dikerjakan oleh para pengrajin yang memiliki pengalaman. Bahan-bahan yang lagu dari kulit sapi dengan kualitas yang selalu terjaga, sehingga anda tidak usah lagi meragukan kualitas dari produksi kerajinan kulit manding ini. Awalnya para pengrajin yang menghasilkan kerajinan dari kulit ini hanya untuk diperjualbelikan di pasar lokal sebagai sumber mata pencaharian masyarakat sekitar, tetapi ternyata ada beberapa produk kerajinan yang mampu menarik perhatian pasar ekspor yang akhirnya telah masuk ke negara-negara seperti Mesir peta negara Eropa seperti Spanyol.