Taman Sari Jogja

Keelokkan Taman Sari Jogja Sebagai Istana ke 2 Yogyakarta

Yogyakarta dikenal sebagai provinsi yang kental dengan adat budaya yang masih menyunjung tinggi tradisi, bahkan hingga saat ini Keraton Yogyakarta masih berfungsi sebagaimana mestinya, masih ada raja dan para abdi keraton. Dan hingga saat ini keluarga kerajaan juga masih tinggal di Keraton Yogyakarta. Di Yogyakarta juga banyak peninggalan bersejarah, salah satunya adalah Taman Sari Jogja yaitu sebuah taman bergaya arsitektur Jawa dan Portugis yang dipadukan mampu menjadi daya tarik utama dari Taman Sari Jogja.

Meskipun Taman Sari Jogja tak lagi memiliki bangunan yang utuh seperti dulu, namun tetap bisa mencuri perhatian wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Taman Sari masih termasuk bagian dari bangunan Keraton Yogyakarta, namun gaya arsitektur yang digunakan berbeda dengan bangunan utama. Jika dilihat dari sisi artistik dan fungsionalitas, Taman Sari lebih menonjol terutama pada bagian pemandian atau sering juga disebut Water Castle atau istana air. Perbedaan yang menonjol itulah yang membuat wisatawan yang mengunjungi Keraton Jogja pasti juga akan singgah ke Taman Sari, karena perbedaan bangunan tersebut menjadi salah satu daya tarik tersendiri.

Taman Sari terletak di tempat yang cukup strategis yaitu di Jalan Kompleks Taman Sari, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta yang sudah dari dulu dan kini tempat ini dijadikan sebagai tempat rekreasi meskipun zaman dulu tempat ini juga sekaligus difungsikan sebagai benteng pertahanan.

Untuk bisa sampai ke Taman Sari juga tidak tidak sulit, karena antara Keraton Yogyakarta dengan Taman Sari hanya berjarak 1 km, tepatnya di dekat alun-alun selatan Yogyakarta. Jika berangkat dari Jalan Malioboro, kamu hanya perlu menuju ke arah Keraton atau alun-alun dan jalan yang ada di barat alun-alun. Kamu akan menemukan perempatan pertama, belok ke kiri dan ikuti jalan tersebut sampai kamu menemukan lokasi yang dituju.

Atau jika kamu ingin sambil menikmati perjalanan menuju Taman Sari Jogja, kamu bisa naik becak dengan tarif Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Kamu dapat menikmati perjalanan untuk Menikmati keindahan bangunan-bangunan kuno yang ada di beberapa titik jalan.

Sejarah Taman Sari Jogja

Taman Sari Jogja dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I, sekitar tahun 1758  hingga 1765. Dulu Taman Sari ini memiliki luas sekitar 10 hektar lebih dengan bangunan yang berdiri diatasnya sebanyak 57 bangunan, yang meliputi gedung, kolam, danau dan pulau buatan lengkap dengan lorong bawah air, kanal air, jembatan gantung dan beberapa jenis bangunan lainnya. Taman Sari konon dibangun di atas puing-puing Garjitawati atau bekas Keraton lama. Taman Sari didirikan oleh susuhunan Pakubuwono II, dengan tujuan sebagai tempat peristirahatan kereta kuda sebelum dibawa ke Imogiri.

Pembangunan Taman Sari biaya ditanggung oleh Tumenggung Prawirosentiko yang saat itu menjabat sebagai bupati Madiun, dengan imbalan penduduk Madiun dibebaskan dari kewajiban membayar pajak. Awalnya pimpinan proyek pembangunan Taman Sari dipegang oleh Temanggung Mangundipuro, namun beliau mengundurkan diri di pertengahan jalan dan digantikan oleh Pangeran Notokusumo. Taman Sari dirancang oleh arsitek berkebangsaan Portugis dengan nama Demang Tegis, jadi tak heran jika Taman Sari dibuat dengan perpaduan gaya arsitektur Jawa dan Portugis.

Fungsi utama dari Taman Sari Jogja adalah sebagai taman istana, namun ternyata Taman Sari juga difungsikan sebagai benteng pertahanan terakhir saat istana mendapatkan serangan dari musuh. Perpaduan kedua fungsi tersebut menjadikan tempat ini memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan bangunan kuno lain yang ada di Yogyakarta.

Kompleks Taman Sari terbagi menjadi 4 bagian yaitu,

– danau dan pulau buatan di sisi sebelah barat

– pemandian Umbul Binangun di sebelah selatan danau buatan

– kolam Garjitawati di bagian selatan

– pasarean Ledoksari di bagian selatan

Termasuk beberapa bangunan yang ada di sebelah timur danau buatan hingga ke arah Timur dan Tenggara Komplek magangan.

 

Keelokkan Taman Sari Jogja Sebagai Istana ke 2 Yogyakarta

Daya Tarik Taman Sari Jogja

Ada sebagian besar kompleks yang cukup memprihatinkan karena kondisinya kurang terawat. Ada beberapa bangunan yang hanya tersisa puing-puing hanya tinggal nama, karena telah berubah fungsi dan wujud. Namun jangan khawatir, karena keindahan Taman Sari saat ini masih bisa dinikmati yaitu bangunan yang berada di sebelah barat  kompleks Kedhaton. Namun hal tersebut tidak dapat menutupi kemegahan Taman Sari yang dulu pernah ada.

Baca Juga :  Benteng Belgica, Benteng Unik Peninggalan Bangsa Portugis yang Menyimpan Banyak Sejarah

Namun meski tidak seindah dan semegah dulu, Taman Sari masih memiliki pesona yang dapat dinikmati hingga saat ini terutama dari segi artistik serta bangunannya yang unik. Dari memasuki pintu gerbang Kamu sudah akan merasakan kemegahan Taman Sari dengan melewati ornamen yang tertera di dinding gapura berbentuk ukiran-ukiran cantik. Lalu kamu akan melewati dua pintu kedalam, dan terlihatlah dua buah kolam dengan warna air yang kebiru-biruan, namun tidak diperkenankan untuk mandi dan berenang di tempat ini karena objek wisata ini adalah cagar budaya. Kedua kolam tersebut adalah salah satu dari tiga area kolam pemandian yang terdapat di Taman Sari. Ketiga kolam pemandian di Taman Sari memiliki nama yaitu,

– Umbul Kawitan untuk kolam yang digunakan oleh putri putri raja

– Umbul yaitu kolam yang biasa digunakan untuk para sederajat dan

– Umbul penguras adalah kolam khusus untuk raja

Pada area kolam terlihat sangat cantik dengan hiasan ornamen berbentuk air mancur dan kepala naga yang dikelilingi oleh pot bunga sebagai penambah daya tarik interior.

Pada area kedua kolam juga terdapat sebuah gapura panggung yang dulu hanya boleh dimasuki Sultan dan keluarganya saja. Gapura inilah di mana Sultan menikmati indahnya pemandangan Taman Sari yang dulu masih ada danau buatan dan taman yang diisi dengan beragam jenis bunga di sekeliling kolam. Terkadang Sultan juga akan menikmati tarian yang diiringi dengan musik gamelan di tempat yang sama. Dahulu di gapura tersebut juga terlihat sebuah periuk yang biasanya digunakan oleh istri-istri raja dan juga lengkap dengan lemari pakaian Sultan. Gapura pribadi Sultan tersebut dihiasi dengan tangga yang terbuat dari kayu jati yang terlihat masih kokoh dan antik.

Bangunan selanjutnya adalah Gapura Agung, di mana Kereta Kencana akan berhenti untuk menaikkan Sultan dan keluarganya, gapura ini didominasi ornamen berbentuk bunga dan sayap burung. Terdapat juga sebuah pesanggrahan yang digunakan Sultan sebagai tempat untuk bersemedi dan menyusun strategi perang serta menyimpan baju perang senjata dan menyucikan keris. Dan dahulu para prajurit berlatih perang di pelataran  depan Pesanggrahan.

Di Taman Sari juga terdapat sumur gumuling yang dahulu berfungsi sebagai masjid bawah tanah. Masjid ini terdiri dari dua tingkat dan berbentuk melingkar 360°, dimana pada bagian tengah berlubang, sehingga suara imam dapat terdengar hingga ke seluruh ruangan. Bagian tengah masjid yang berlubang dilengkapi dengan berbentuk persegi yang dikelilingi 5 anak tangga, yang kemungkinan dulu digunakan untuk mengumandangkan adzan.

Karena memiliki keunikan dan juga artistik, tempat ini sering dijadikan lokasi pengambilan foto prewedding, hanya saja untuk sampai ke mesjid ini membutuhkan sedikit tenaga lebih karena harus menuruni anak tangga dan melewati lorong-lorong. Gedung terakhir di Taman Sari adalah gedung Kenongo yang menjadi gedung tertinggi di Taman Sari yang berfungsi untuk tempat bersantap raja. Di tempat ini pula kamu dapat menikmati indahnya sunset dan pemandangan Taman Sari secara keseluruhan yang dikelilingi tembok putih berketinggian 2 hingga 4 meter.

Taman Sari Jogja bisa dinikmati setiap hari, karena buka untuk umum pada pukul 08.00 hingga 17.00 WIB dengan harga tiket Rp 5.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 12.000 untuk wisatawan asing. Di tempat ini juga tersedia pemandu wisata jika ingin mengetahui lebih lengkap sejarah Taman Sari dan informasi pada setiap bangunan, tarif yang ditawarkan untuk pemandu wisata yaitu Rp 25.000 hingga Rp 30.000. Pilihlah guide yang berpotensi sehingga mendapatkan informasi yang sesuai dengan fakta sejarah yang ada di Tamansari.

Berwisata sejarah juga sangat menguntungkan, karena kamu akan sambil membayangkan berada di tempat wisata pada zaman dahulu, saat tempat wisata itu berfungsi sebagaimana mestinya. Datang dan nikmatilah liburan di Taman Sari Jogja untuk mendapatkan pelajaran yang tak ternilai. Selamat berlibur!

Check Also

Saung Bambu Lembang 2

Wisata Edukasi Lembang Yang Cocok Untuk Anak Anak Mengisi Liburan

Anda ingin mengisi liburan akhir tahun Anda dan pada saat ini sedang sibuk untuk mencari …